Kalau orang Kristen berani jujur, maka seharusnya banyak di antara kita yang akan mengakui bahwa kehidupan rohani kita sebenarnya sangat miskin dan kering. Kita sulit tekun membaca firman dan berdoa, kita malas melayani, atau melayani dengan asal-asalan. Kita juga mengikuti ibadah setiap minggu tapi tidak begitu merasakan dampaknya. Kita mendengarkan khotbah untuk segera melupakannya, atau kita setuju dengan khotbah yang disampaikan tetapi begitu sulit melakukannya.
Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa sebenarnya ada masalah besar di dalam kehidupan rohani kita. Kita mengaku bahwa kita adalah orang Kristen, sudah bertobat dari dosa, dan memiliki hidup yang baru, tetapi kita juga sadar bahwa sebenarnya kita tidak punya selera rohani, kita tidak terlalu peduli dengan kehidupan rohani kita sendiri. Kita tahu bahwa kondisi seperti ini tidak seharusnya terjadi, tapi kita juga tidak punya kekuatan untuk berubah. Mengapa? Salah satu alasan utamanya adalah karena kita tidak pernah mempersembahkan diri kita seutuhnya kepada Tuhan, sebagaimana yang dituntut dalam ayat ini, “Persembahkan tubuhmu… itu adalah ibadahmu yang sejati” (Roma 12:1). Sekalipun ayat ini bukanlah sebuah kalimat perintah secara langsung, ayat ini mengandung desakan dan keharusan untuk dilakukan orang percaya. Jika ini bukan yang seharusnya, maka ayat ini tidak perlu dicatat dalam Alkitab. Sebaliknya, kalau ini adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan, maka tanpa melakukan yang satu ini, kita tidak pernah menjalani atau mengalami ibadah yang sejati! Marilah kita sungguh-sungguh mempersembahkan hidup kita kepada-Nya, sehingga hidup kita boleh menyenangkan hati-Nya. Puji Tuhan!
Tuhan memberkati!