“Hei, tahu diri dong……!”

Roma 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Tak seorangpun yang tidak berdosa, semua sekaliannya sudah berdosa (Rom.3:23). Tetapi sementara upah dosa adalah maut (Rom.6:23), kasih Allah dibicarakan oleh Paulus dengan begitu indah, memberikan kehidupan yang kekal itu di dalam Kristus Yesus. Kasih Allah yang begitu ajaib di dalam Kristus Yesus itu mengubahkan segala sesuatu karena Dia mengasihi kita. Maka sekarang, Paulus mengatakan “Karena itu demi kemurahan Allah” (Rom.12:1), yaitu demi semua yang sudah kita lihat, yaitu betapa kedahsyatan dosa yang membuat manusia menuju kepada kebinasaan yang kekal, kasih Allah yang begitu ajaib dalam Kristus Yesus, karena itu aku menasehatkan kamu untuk mempersembahkan tubuhmu. Ini artinya jelas menunjukkan bagaimana respons yang seharusnya kalau kita mengerti kemurahan hati Allah, Dia telah mengasihi kita.

Ungkapan  “karena itu” menunjukkan satu penekanan kepada konsekuensi logis. Karena sesuatu yang terlebih dahulu telah dinyatakan, konsekuensi logis dari semua kemurahan Allah yang begitu besar yang telah memberikan AnakNya, maka suka atau tidak suka, kita harus mempersembahkan diri kita.

Kata “ibadah yang sejati” yang di dalam bahasa Inggrisnya ialah “reasonable service” berkonsekuensi logis bahwa persembahan ibadah itu adalah sebagai sesuatu yang “masuk akal”, karena di dalam bahasa Grikanya memang demikian yaitu logika logiken, masuk akal. Artinya memang ini bukan kalimat imperative tetapi menunjukkan dengan jelas ini adalah suatu konsekuensi logis. Sampai di sini saya kemudian melihat ke dalam konteks kita, sederhana saja, kalau ini bukan bentuk kata perintah, sebenarnya Paulus ingin mengatakan, “Hei, tahu diri dong…” Saya tersentuh dengan pemikiran ini, artinya kalau engkau telah mengalami kemurahan hati Allah yang begitu luar biasa, kalau engkau telah mengerti bagaimana kasih Allah begitu besar datang berkorban bagi kita, hei, tahu diri dong…, kata Paulus. Kira-kira dengan begitu kita bisa lebih mengerti, bukan? Tahu diri dong, untuk bisa memberi yang terbaik kepada Tuhan sebagai suatu respons.

Kalau meneliti bahasa aslinya, ternyata ada satu kesimpulan, penggunaan kata “menasehatkan” dan “mempersembahkan tubuh” adalah gabungan dua kata kerja yang menunjukkan kata imperative. Kalau demikian, kata imperative di sini adalah “satu kali untuk seterusnya”. Di sinilah perintah Paulus memerintahkan kita sekali untuk seterusnya kita mempersembahkan tubuh kita, tidak ada lagi “cadangan alias ban serep”  buat kita tetapi betul-betul kita mau atau bersedia buat Tuhan setiap waktu. Apapun yang terjadi itu tidak akan menggoyahkan kita. Kita tidak akan menjadi kecewa, kita tidak akan menjadi kaget. Mengapa? Karena dalam kehidupan kita kita tahu ada proses. Kita benci hal itu tetapi kita tidak akan kecewa berjalan mengikut Dia karena kasih yang begitu ajaib yang diberikan kepada kita.

Bila kita menyadari Tuhan mengasihi kita dan sudah memberikan yang terbaik bagi kita, marilah kita mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan yaitu hidup kita. Bukan soal apa yang kau berikan tetapi bagaimana engkau memberikannya, dengan hati yang bagaimana kita memberikan hidup kita bagi Tuhan. Tuhan memberkati!

Pertanyaan untuk didiskusikan: 

  1. Apakah kita telah beribadah dengan suatu pengenalan yang benar tentang Dia sebagai Allah kita ?
  2. Seperti apakah ibadah yang sejati itu? Seperti apa yang kita inginkan dan kita ingin berikan kepada Allah atau sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan ?
  3. Bagaimanakah sikap dan tindakan beribadah yang sejati itu? sikap yang dibangun dengan motivasi untuk memuliakan dan menyenangkan hati Tuhan ataukah sikap beribadah yang dibangun dengan motivasi untuk menyatakan kemuliaan Tuhan melalui apa yang kita lakukan di dalam ibadah kita ?
  4. Bagaimanakah seharusnya kita beribadah secara benar di hadapan Allah yang telah menebus segala dosa dan kesalahan kita hari ini ?

Tuhan Memberkati

Silahkan share :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *