Oleh Pdt. Henoch Edi
Pendahuluan
- Marah merupakan salah satu bentuk ekspresi emosi manusia.
- Kemarahan yang salah adalah yang tidak terkendali / tidak beralasan.
Nats Pembimbing : Efesus 4:26-27 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu & janganlah beri kesempatan kepada Iblis
Mengapa saat marah jangan berbuat dosa?
- Saat marah umumnya emosi manusia tak terkendali – Saat emosi manusia bisa melakukan apa saja.
- Segera berdamai & meredam kemarahan sehingga Iblis tidak memanfaatkannya.
Contoh :
- Kain membiarkan kemarahannya terus berkobar sampai akhirnya dia membunuh adiknya (Kej.4:3-8)
- Saul marah karena tersaingi & berikhtiar untuk membunuh Daud (1 Sam.18:7-8; 19:1)
- Haman marah ketika Mordekhai tidak berlutut & bersujud kepadanya & dengan tipu muslihatnya berhasil membujuk Raja Ahasyweros untuk memusnahkan semua orang Yahudi yang ada di wilayah kekuasaan Raja Ahasyweros (Est. 3 5-6).
- Herodes menjadi panas hati ketika mendengar berita bahwa telah lahir raja orang Yahudi di Betlehem. Oleh karena itu, Herodes menyuruh untuk membunuh semua anak di Betlehem & sekitarnya yang berusia 2 tahun ke bawah. (Mat. 2:2-3,16).
- Musa murka kepada Israel sehingga ia bertindak berdasarkan amarahnya yang meluap-luap, sama seperti orang yang marah & mulai memukul benda di sekitarnya. (Bil.20:6-12).
Belajar dari kemarahan Musa (Bilangan 20:1-13)
- Penyebab Musa bereaksi marah & mengambil tindakan yang salah itu karena bangsa Israel sudah “kelewatan.”
- Setiap reaksi terjadi karena ada provokasi.
Ada 2 hal penting terjadi :
1. Bil.20:1 – Miriam baru saja meninggal & punya hubungan yang sangat dekat dengan Musa – Musa sedang berkabung (Maz. 106:32-33)
- Tak heran – waktu Musa mengambil seorang perempuan Kush menjadi isterinya, Miriam tidak senang & menjelek-jelekan Musa (Bil.12:1).
2. Israel tidak tahu diri – pernah mengalami mujizat & kuasa Allah melepaskan mereka dari Kesulitan – seharusnya mereka sabar.
- Tidak tahu berterima kasih / tidak ada rasa empati (Bil.20:2-5)
- Bil.12:3 – org yg paling lemah lembut hatinya
- Musa : gampang sekali mengeluarkan reaksi marah yang sangat berbahaya di dalam Hidupnya – Membunuh orang Mesir pada saat dia lihat orang itu memukul orang Yahudi yang lemah (Kel.2:11-12)
- Kel.11:8b “Lalu Musa meninggalkan Firaun dengan marah yang me-nyala²…” – kemarahan yang tidak perlu muncul karena kebodohan & kedegilan si Firaun. Tuhan sudah mengatakan bahwa orang ini memang ‘keras kepala’ dia pasti tidak akan mendengarkan firman Tuhan.
- Kel.32:19 Musa marah ketika melihat Israel menyembah lembu emas & melemparkan 2 loh batu itu dari tangannya & dipecahkannya pada kaki gunung itu.
- Kel.34:1 Tuhan tidak menegur Musa tapi ia harus memahat sendiri batu yang baru.
Pelajaran bagi kita
- Musa boleh marah karena ketidak-adilan.
- Musa boleh marah oleh sebab dosa bangsa Israel.
- Tetapi Musa tidak boleh marah karena alasan itu menyebabkan dia melakukan sesuatu yang meng-hancurkan, tidak membangun & merugikan.
Apa kata Alkitab tentang kemarahan
- Efs.4:26-27 “Marahilah & jangan berdosa“.
- Jika Anda marah, pastikan bahwa kemarahan Anda itu merupakan kemarahan yang benar & bukan yang berdosa.
- Kata “marah” (orgizo) è marah karena kemarahan setan, geram yang hebat, kecenderungan marah, cepat naik pitam.
- Kemarahan muncul dilandasi oleh sikap self-centered.
- “Jangan berbuat dosa” – Kata dosa dipakai “amartanete” jangan melawan Tuhan.
- Jadi ketika amarah terjadi ia sedang menempatkan diri sebagai sekutu Iblis & anti-Tuhan.
- Kemarahan harus dihentikan menjelang sore – sebagai kesempatan mengoreksi & memperbaiki diri (bdk. Mat.5:25; 18:15).
- Kemarahan yang membara = dendam – dapat tiba-tiba meluap & membinasakan.
- Sukar marah dengan sikap yang suci/benar karena emosi kita sudah dicemarkan dosa & kita tidak seperti Allah (melihat & mengetahui segala sesuatu dengan jelas & sempurna) – kita tidak dapat !!!
- Prinsip PB : “Orang percaya harus membenci dosa, tapi mengasihi orangnya”
- Amarah = langkah pertama menuju pembunuhan (Mat.5:21-26) karena amarah memberi kesempatan kepada Iblis & Iblis adalah pembunuh (Yoh.8:44).
Pelajaran bagi kita
- Nasehat Paulus kepada para ayah: waktu engkau marah kepada anakmu, hati-hati jangan sampai engkau hancurkan spiritnya (Kol.3:21; bdk. Efs.6:4).
- Paulus tdk berkata : Tidak boleh marah kepada anak kita, Tidak boleh mendisiplin anak, Tidak boleh tegur anak dengan kalimat yang tegas, keras & berat.
- TETAPI : Hati-hati membedakan garis teguran kasih yang merubah dia dengan teguran amarah yang menghancurkan spirit dia.
Mengelola kemarahan
- Jaga perkataan kita (Ams.15:1)
- Kendalikan Emosi – orang kuat (Ams.16:32; 17:14)
- Jangan cepat membuat kesimpulan – pahami dulu (Ams.19:11; Yak.1:19)
Ijinkan Allah mengambil bagian
- Jika kuasa Roh Kudus, yaitu tenaga dari Allah, bekerja dlm diri kita, kita bisa memiliki sifat² yg mengalahkan kemarahan (Gal.5:22-23).
Aplikasi
- Ul.20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa & Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku & tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mrk.
- Belajar menerima apa yang salah merupakan langkah yang paling penting di dalam hidup kita melakukan apa yang benar & baik selanjutnya.