Menghadap Allah

Oleh. Pdt. Henoch Edi Haryanto

“Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.“ (Ibrani 10:19-22).

Dorongan ini didasari pada dua kenyataan.

Pertama: Kita dapat memiliki suatu “keberanian masuk ke tempat yang kudus,” artinya kita dapat “masuk ke tempat yang kudus” di sorga!

Kedua: Kita memiliki “seorang Imam Besar.” Berkat pelayanan Imam Besar kita, “hati nurani” kita sudah “dibersihkan,” dan “tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.” Dengan mengingat bahwa Dialah Imam Besar kita, dan kita boleh masuk ke tempat yang kudus, seperti imam-imam, mungkin “tubuh yang dibasuh dengan air” dimaksudkan untuk mengingatkan kita bahwa kita adalah imam-imam di dalam “Bait Allah” yang sesungguhnya.

Inti dari dorongan itu adalah beban utama dari seluruh surat ini: “marilah kita menghadap Allah.” “Menghadap” di sini (prosercomai/proserxomai) lebih baik diterjemahkan “datang kepada.” Mari kita menghampiri Dia. “Hati nurani” kita dan “tubuh” kita sudah dibereskan. Tidak ada alasan untuk menolak dorongan ini.

Saudara, hasil dari segala sesuatu yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus, kita memiliki keyakinan. Keyakinan tersebut ialah kepastian bahwa kita dapat masuk ke dalam tempat kudus karena darah Yesus: jalan sudah terbuka. Selamat membangun semangat ibadah secara mandiri.

Tuhan Yesus memberkati kita.

Silahkan share :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *